Senin, 10 September 2012

ukiran debu

.........................................................................?


Keinginanku seperti sebuah ukiran debu. Aku ingin terlahir ditahun 1980-an, tapi tak mungkin. Takdirku terlahir di tahun 1990-an. Aku tak akan menyalahkan Tuhan, orang tua, atau siapapun itu, karena ini sudah menjadi takdirku.
Aku menginginkan hal itu karena ingin bertemu mendiang kakekku. Mungkin sebuah impian yang sangat sederhana bagi semua orang.  Itu adalah sebuah mimpiku dari kecil, untuk dapat bertemu dan mengetahui wajahnya.
Disaat usia ku 3bulan kakekku kembali pada Tuhan. Keinginan dan hayalanku terus saja terniang hingga usiaku 16 tahun. Keluargaku sering menceritakan kebaikan dan sikap terpujinya. Bahagia mendengar cerita tentang kakekku, tapi lebih banyak kesedihan yang terpendam.
Sebuah kalimat dari kakek, yang terus diingat dan mejadi pedoman anak-cucunya adalah AGAMA TANPA ILMU HAMPA, ILMU TANPA AGAMA LIAR .   sebuah kalimat sederhana tapi sangat bermakna, aku bangga memiliki kakek seperti itu, dan semakin membuatku ingin bertemu kakek.
Didunia hanya sebentar aku mengenalnya, apakah di akhirat aku dapat bertemu dan dapat melihat wajahnya ? Rasanya tak mungkin, terlalu banyak dosa yang ku miliki, sedangkan kakekku, terlalu banyak pahala yang beliau bawa.